Kisah 2 Orang Sahabat

Alkisah ada dua orang sahabat dekat yang berbeda karakter. Sebut saja si A mempunyai karakter pekerja dan si B berkarakter pekerja juga tapi pekerja yang cerdas. Dua sahabat ini sama-sama mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Si A dan si B sama-sama melamar kerja sebagai kuli panggul di pasar Mangga Dua.

Si A bekerja dengan giat sekali begitu juga dengan si B. Hasil uang yang didapat si A dia gunakan semua untuk kebutuhannya, sedangkan si B sebagian uangnya ditabung. Singkat cerita karena sekian lama bekerja si A uangnya habis terus akhirnya dia berhenti kerja dan beralih menjadi supir angkot yang menurut dia setiap hari selalu pegang uang. Memang lumayan sih Rp.50rb - Rp.100rb per hari bersih dia dapat. Tapi memang dasar si A tidak bisa menggunakan uang dengan baik, uangnya selalu habis.

Sedang si B masih tetap bekerja jadi kuli panggul sambil menyisihkan uangnya untuk ditabung. Sambil bekerja dia mengamati dan mempelajari jual beli di pasar Mangga Dua. Diapun jadi tahu tempat membeli barang grosiran dengan harga yang murah. Setelah uangnya terkumpul Rp.5juta dia berhenti jadi kuli dan langsung memberanikan diri menyewa space di mall dengan harga Rp.3juta-an per bulan. Sisanya dia belanjakan topi anak sistem bal-an (karungan). Satu bal topi waktu itu harganya Rp.60rb-an, harga jual di mall satuannya Rp.10rb - Rp.15rb.

Sebulan-dua bulan dia jualan ternyata menjanjikan, diapun memberanikan untuk membuka cabang di mall lain. Hingga saat ini ia telah memiliki 5 konter antara lain di PGC, Graha Cijantung, ITC Tangerang. dan sudah mampu membeli rumah plus mobil Toyota Avanza. Sedangkan Si A sampai saat ini masih tetap menjadi supir angkot.

Kisah di atas patut kita renungkan dan ambil hikmahnya, semoga bermanfaat.

Salam FUNtastic

Nur Alam

NB:
Kisah di atas adalah kisah nyata, Si A adalah suami dari pengasuh anak saya di rumah sedang si B adalah tetangga saya yang hampir tiap hari bertemu di Masjid dekat rumah. Si B terlihat lebih bebas waktunya ini terbukti dari sholat Isya, Tarawih dan Shubuh selalu bertemu saya, sedang si A masih asik mengejar setoran hingga larut malam.